Hujan Asam dan Reaksi Kimia di dalamnya




Setiap saat kita bernafas, seorang dewasa rata-rata menghirup lebih dari 3000 gallon (11,4 m3) udara tiap hari. Udara yang kita hirup, jika tercemar oleh bahan berbahaya dan beracun, akan berdampak serius pada kesehatan kita, terutama pada anak- anak yang lebih banyak bermain di udara terbuka dan lebih rentan daya tahan tubuhnya.
Walupun tidak terlihat oleh kasat mata, pencemar di udara mengancam kehidupan kita dan makhluk hidup lainnya. Banyaknya pencemar udara ini dapat menyebabkan salah satu fenomena ketidakstabilan alam yaitu hujan asam. Hujan asam merupakan istilah umum untuk menggambarkan turunnya asam dari atmosfer ke bumi. Sebenarnya, turunnya asam dari atmosfer kebumi bukan hanya dalam kondisi “basah”, tetapi juga dalam kondisi “kering” sehingga di kenal pula dengan istilah deposisi(penurunan/pengendapan) basah dan deposisi kering.
Deposisi basah mengacu pada hujan asam, kabut dan salju. Ketika hujan asam mengenai tanah, dapat berdampak buruk bagi tumbuhan dan hewan, tergantung dari konsentrasi asamnya, kandungan kimia tanah, buffering capacity (kemampuan air atau tanah untuk menahan perubahan pH), dan jenis tumbuhan/hewan yang terkena.
Deposisi kering mengacu pada gas dan partikel yang mengandung asam. Sekitar 50% keasaman di atmosfer jatuh kembali kebumi melalui deposisi kering, kemudian angin membawa gas dan partikel asam tersebut mengenai bangunan, mobil, rumah, dan pohon. Ketika hujan turun, partikel asam terbilas, menghasilkan air permukaan (runoff) yang asam. Endapan asam yang di hasilkan menyebabkan kerusakan lingkungan yang serius terhadap ekosistem air dan tanah, bangunan-bangunan serta gedung-gedung.



Angin dapat membawa material asam pada deposisi kering dan basah melintasi batas kota dan Negara sampai ratusan kilometer. Menurut para ahli, SOx dan NOx merupakan penyebab utama hujan asam. Hujan asam terjadi ketika gas-gas tersebut di atmosfer bereaksi dengan air, oksige, dan berbagai zat kimia yang mengandung asam. Sinar matahari meningkatkan kecepatan reaksi zat tersebut. Hasilnya larutan asam sulfat dan asam nitrat (konsentrasi rendah).

SO2 + H2O H2SO3
SO3 + H2O H2SO4
2NO2 + H2O HNO2 + HNO3

Untuk mengukur keasaman hujan asam di gunakan pH meter. Air murni menunjukkan pH 7,0, air asam memiliki pH kurang dari 7 (dari 0 – 7), dan air basa menunjukkan pH lebih dari 7 (dari 7 – 14). Air hujan normal memang agak asam, pH sekitar 5,6 karena karbon dioksida (CO2) dan air bereaksi membentuk asam karbonat (asam lemah). Jika air hujan memiliki pH di bawah 5,6 di anggap sudah tercemari oleh gas mengandung asam di atmosfer. Hujan dikatakan hujan asam jika telah memiliki pH dibawah 5,0. Makin rendah pH hujan tersebut, makin berbahaya dampaknya bagi makhluk hidup.

Share ke :

About Syakir Rahman

Syakir rahman adalah seorang blogger, dan juga front-end web developer. Kunjung website pribadinya disini : http://www.syakirurohman.net
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Posting Komentar